Ragam Kuliner Autentik dari Payakumbuh – Payakumbuh, sebuah kota yang terletak di Provinsi Sumatera Barat, bukan hanya dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, tetapi juga karena kekayaan kulinernya yang luar biasa. Dijuluki sebagai “Kota Batiah”, Payakumbuh menyimpan warisan rasa yang telah turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Kuliner khas daerah ini bukan sekadar makanan, melainkan representasi budaya, sejarah, dan filosofi hidup masyarakat Minangkabau.
Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi berbagai makanan khas Payakumbuh yang menggoda selera, lengkap dengan latar belakang, bahan utama, cara penyajian, dan nilai budaya yang terkandung di dalamnya.
🌾 1. Galamai: Dodol Minang yang Kaya Rasa
Galamai adalah salah satu makanan ikonik dari Payakumbuh yang mirip dengan dodol. Terbuat dari tepung beras ketan, gula aren, dan santan kelapa, galamai dimasak dalam kuali besar selama berjam-jam hingga mengental dan berwarna cokelat gelap. Proses pembuatannya membutuhkan tenaga ekstra dan biasanya dilakukan secara gotong royong.
Galamai sering disajikan dalam acara adat, pernikahan, dan hari raya. Teksturnya kenyal dan legit, dengan rasa manis yang khas. Beberapa varian galamai juga ditambahkan kacang tanah goreng atau durian untuk memperkaya cita rasa.
Nilai budaya: Galamai melambangkan kebersamaan dan kerja keras masyarakat Minang.
🍘 2. Batiah: Camilan Renyah Berbasis Ketan
Batiah adalah sejenis kerupuk yang terbuat dari beras ketan putih. Proses pembuatannya dimulai dengan menanak ketan, kemudian dibentuk pipih dan dijemur hingga kering sebelum digoreng dalam minyak panas. Hasilnya adalah camilan renyah dengan rasa gurih yang khas.
Batiah sering dijadikan oleh-oleh khas Payakumbuh dan cocok disantap bersama teh hangat. Varian rasa seperti manis karamel juga mulai dikembangkan untuk memenuhi selera modern.
Keunikan: Kota Payakumbuh bahkan dijuluki “Kota Batiah” karena popularitas makanan ini.
🥘 3. Pangek Cubadak: Gulai Nangka Kering yang Menggoda
Pangek Cubadak adalah olahan nangka muda yang dimasak dengan santan dan rempah khas Minang. Berbeda dengan gulai biasa, pangek dimasak hingga kuahnya menyusut dan bumbu meresap sempurna ke dalam bahan utama.
Tekstur nangka yang lembut berpadu dengan rasa gurih dan pedas menjadikan pangek cubadak sebagai menu gates of gatot kaca 1000 demo favorit di berbagai rumah makan tradisional. Biasanya disajikan dengan nasi panas dan sambal lado mudo.
Filosofi rasa: Pangek Cubadak mencerminkan prinsip “hemat tapi nikmat” dalam budaya Minang.
🥩 4. Rendang Runtiah: Suwiran Daging yang Renyah dan Gurih
Rendang Runtiah adalah versi unik dari rendang yang disajikan dalam bentuk suwiran daging kecil. Daging dimasak dengan bumbu rendang hingga kering, lalu disuwir dan digoreng ringan untuk menghasilkan tekstur renyah.
Rendang jenis ini sangat praktis untuk dibawa bepergian dan memiliki daya tahan lama. Cocok sebagai lauk dalam nasi bungkus atau bekal perjalanan jauh.
Keunggulan: Rendang Runtiah menjadi bukti fleksibilitas kuliner Minang dalam menghadirkan inovasi tanpa meninggalkan akar tradisi.
🍳 5. Rendang Talua: Perpaduan Telur dan Rempah yang Menggugah
Rendang Talua adalah olahan telur yang dimasak dengan bumbu rendang. Biasanya menggunakan telur ayam atau bebek yang direbus terlebih dahulu, lalu dimasak dalam santan dan rempah hingga bumbu meresap.
Rasa gurih dan pedas dari rendang berpadu dengan tekstur lembut telur menciptakan harmoni rasa yang unik. Menu ini sering dijadikan alternatif bagi mereka yang tidak mengonsumsi daging.
Nilai gizi: Rendang Talua kaya protein dan cocok untuk menu vegetarian Minang.
🍢 6. Sate Danguang-Danguang: Sate Minang Tanpa Bumbu Kacang
Berbeda dengan sate pada umumnya, Sate Danguang-Danguang tidak menggunakan bumbu kacang. Daging sapi yang dipotong kecil ditusuk dan dibakar, lalu disiram dengan kuah santan kental yang telah dibumbui dengan rempah khas Minang.
Rasa gurih dan aroma bakaran menjadi daya tarik utama sate ini. Biasanya disajikan dengan ketupat atau nasi, serta sambal lado merah sebagai pelengkap.
Keunikan: Sate ini berasal dari Nagari Danguang-Danguang, dekat Payakumbuh, dan menjadi ikon kuliner lokal.
🥓 7. Karupuak Jangek: Kerupuk Kulit yang Melegenda
Karupuak Jangek adalah kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau. Kulit dibersihkan, dijemur, lalu digoreng hingga mengembang dan renyah. Rasanya gurih dan sedikit asin, cocok sebagai pelengkap nasi atau camilan.
Di Payakumbuh, karupuak jangek sering dijual dalam bentuk mentah dan siap goreng, atau sudah dikemas sebagai oleh-oleh. Beberapa varian juga ditambahkan bumbu balado untuk rasa yang lebih pedas.
Simbol lokal: Karupuak Jangek mencerminkan semangat zero waste dalam budaya Minang.
🥟 8. Martabak Kubang: Perpaduan Timur Tengah dan Minang
Martabak Kubang adalah martabak khas Minang yang berasal dari daerah Kubang, dekat Payakumbuh. Isinya berupa daging cincang yang dibumbui rempah, dibalut dengan kulit martabak tipis, lalu digoreng dan disajikan dengan kuah cuka manis.
Martabak ini memiliki rasa yang kompleks: gurih, manis, dan sedikit asam. Cocok sebagai makanan malam atau camilan berat.
Asal-usul: Martabak Kubang merupakan hasil akulturasi budaya Arab dan Minang.
🍛 9. Bareh Rendang: Nasi Rendang Kering yang Praktis
Bareh Rendang adalah nasi yang dimasak bersama bumbu rendang hingga kering. Biasanya disajikan dalam bentuk kepalan atau bungkusan daun pisang, cocok untuk bekal atau makanan perjalanan.
Rasa rendang yang meresap ke dalam nasi membuat makanan ini sangat lezat meski tanpa lauk tambahan. Di Payakumbuh, bareh rendang sering dijual di pasar tradisional dan warung kaki lima.
Fungsi sosial: Bareh Rendang sering dibagikan dalam acara gotong royong atau kegiatan komunitas.
🍠 10. Karupuak Sanjai: Keripik Singkong Pedas Khas Minang
Karupuak Sanjai adalah keripik singkong yang digoreng tipis dan disiram dengan bumbu balado pedas. Meskipun lebih dikenal dari Bukittinggi, varian Payakumbuh memiliki rasa yang lebih gurih dan tekstur lebih renyah.
Camilan ini sangat populer di kalangan anak muda dan sering dijadikan oleh-oleh. Tersedia dalam berbagai tingkat kepedasan, dari sedang hingga super pedas.
Daya tarik: Karupuak Sanjai menjadi simbol kreativitas kuliner Minang dalam mengolah bahan sederhana.